Hari Sabtu kemarin, sepulang kerja, tiba-tiba saja suami ngajakin ke suatu festival yang katanya seru. Hari Sabtu ini merupakan hari terakhir dari pelaksanaan festival ini, makanya suami kepengen banget datang pada acara yang di gelar oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia.

" Ma, lihat festival yuk..."

" Hah..festival apa...? " tanyaku dengan sedikit bingung, karena tumben-tumbenan suami ngajakin ke suatu festival. Biasanya ngajakinnya ke mall atau malah olahraga gowes.

" Di Grand City Mall ada event Bekraf Festival, di sana ada banyak pameran tentang industri kreatif, seperti game, Apps, musik, film dan lain-lain...di jamin bakalan seru "

Hah..!!!, Game..?, Film...? apa asiknya...?, tanyaku dalam hati. Asli aku benar-benar gak berminat sekali untuk hadir di Festival Bekraf ini.

" Nanti setelah dari Festival kita cari makan di Delta Plaza ya.." kata suamiku lagi.

Mendengar kata-kata makan dan jalan-jalan di Mall, akhirnya aku jadi agak bersemangat juga. Namun kalau sudah membayangkan datang ke Festival Bekraf jadinya agak kurang bersemangat lagi. Sesampainya di Grand City Mall kami berdua langsung menuju ke lokasi festival.

Beruntung banget lokasi Bekraf Festival ini ada di dalam gedung, sehingga masih terasa adem. Tau sendiri kan, bagaimana panasnya Kota Surabaya kalau siang hari. Suhunya mencapai 35 derajat. Karena kurang bersemangat, akhirnya wajah ini seperti kelipat-lipat sampai lungset..hehehe.

Ketika akan masuk ke area festival, senyum di bibir ini langsung muncul. karena di depan pintu, kami langsung di sambut seorang Pantomimer dengan kostum garis-garis hitam dan putih. Dan ternyata dia sangat paham kalau aku lagi kurang mood untuk datang ke Bekraf Festival ini. Gerakan tangannya langsung di arahkan ke ujung bibirnya, kemudian di tariknya tangannya ke atas, sehingga membuat gerakan bibir yang tersenyum. Melihat tingkah laku pantomimer tersebut, mau gak mau akhirnya aku tersenyum juga..hehe. Dan ajaib moodku sedikit terangkat juga.

Bermain Air Di Wisata Air Krabyakan Lawang

Meskipun sudah turun hujan beberapa kali, namun suhu udara di Kota Surabaya ini masih saja terasa panas menyengat. Bahkan panasnya bisa mencapai 35 derajat celcius pada siang hari. Kalau sudah panas-panas begini enaknya yang bermain di dekat-dekat air agar terasa segar. Hal inilah yang kemarin kami lakukan, yaitu bermain di Wisata Sumber Air Krabyakan yang ada di Kabupaten Lawang.

Kami berangkat dari Surabaya menuju ke Kabupaten Lawang pada sore hari. Ada kejadian unik ketika kami akan masuk ke jalan tol Waru-Juanda. Ternyata jalan tol-nya di tutup dan kami harus menunggu selama 5 menit sebelum akhirnya jalan tol tersebut di buka. Ternyata oh ternyata, penutupan jalan tol ini berkaitan dengan kunjungan Presiden dan Wakil Presiden ke Kota Surabaya.

Singkat cerita, kami tiba di Kabupaten Lawang pada sore hari, setelah Maghrib. Setibanya di lokasi tujuan, adekku satu-satunya langsung menyambutku dengan ceria. Bukan hanya dengan ceria namun sudah di siapkan semangkok bakso hangat untuk menghangatkan badan. Pada malam hari, rumah adekku yang ada di Kabupaten Lawang ini memang cukup dingin. Namun pada siang hari, sama saja, masih terasa panas, meskipun tidak sepanas di Surabaya.

Ke-esokan harinya adekku melontarrkan gagasan yang cukup membuatku penasaran...

Mendengar ide tersebut, aku langsung saja meng-iyakan. Setelah semua selesai mandi kami langsung saja berangkat. Perjalanan menuju ke Wisata Air Krabyakan ini tidak terlalu lama, kami tinggal putar balik saja di bawah Flyover Lawang lalu masuk ke dalam areal perkampungan.

Areal Persawahan Yang Sejuk

Setelah keluar dari perkampungan, kami masuk ke areal persawahan. Ketika sampai pada titik ini, pemandangannya sangat luar biasa. Seakan berbanding 180 derajat dengan pemandangan di perumahan maupun perkampungan yang kami lewati tadi. Sejauh mata memandang, kita hanya akan menemukan hamparan sawah yang menghijau serta pemandangan gunung dari kejauhan. Hawanya.. jangan di tanya lagi..sejuk banget.

Narcis Dulu Sebelum Mandi..hehe

Begitu mobil terparkir, kami tidak lupa berfoto-foto dulu di lokasi parkir dengan latar belakang pemandangan yang sagat cantik ini.

Dari parkiran mobil kami berjalan menuju ke lokasi dari Wisata Air krabayakan. Sebenarnya jarak antara lokasi parkir dan wisata air sangat dekat. Kira-kira jaraknya 100-meteran. Namun kondisi jalan yang sedikit berbatu harus membuat kami ekstra hati-hati agar tidak jatuh.

Pemandian Yang Alami

Untuk masuk ke lokasi Wisata Air Krabyakan ini kita hanya perlu membayar Rp 5000/orang. Lokasi ini mempunyai 3 kolam utama. Kolam pertama ada di dekat pintu masuk. Kolam ini kira-kira sedalam 50cm-70cm saja dan berbentuk seperti cerukan alami. Jadi sangat aman untuk anak kecil. Air pada kolam ini cukup jernih dan yang pasti seger banget. Yang patut di perhatikan adalah dasar kolam ini yang berbatu dan cukup licin, jadi kalau lagi berenang selalu perhatikan dasar kolam, agar tidak terantuk batu. Di kolam ini kita bisa menyewa ban untuk di gunakan selama berenang. Ada juga ukuran ban yang cuku besar, seperti yang aku sewa. Jadi bisa bersantai sejenak di tempat ini.

Bisa Pijat Refleksi Di sini

Setelah puas bermain di kolam pertama. kami lalu mencoba masuk ke kolam kedua. Kolam ini, bentuknya sudah seperti kolam renang pada umumnya. Berbentuk persegi pandang dan pada bagian dasarnya sudah di semen. Sehingga tidak ada bebatuan seperti kolam yang ada di depannya. Asyiknya, kolam ini di lengkapi dengan pancaran air yang di lewatkan pada pipa-pipa di bagian atas dan bawah. Efek pancaran air ini seperti memberikan pijatan pada punggung dan leherku. Andai saja air di kolam ini adalah air hangat, maka pijatannya akan begitu sempurna..hehehe.

Puas mencoba kolam renang yang ada, dan berhubung hari sudah semakin siang, akhirnya kami memutuskan untuk segera mandi karena perut sudah terasa keconcongan.

Wahana Sepeda Air

Selain kolam untuk berenang, ada pula kolam untuk permainan air. Seperti kolam untuk sepeda air. Sepeda air ini bisa di sewa seharga Rp 5000/15 menit. Sebenarnya pengen nyoba wahana ini, tapi berhubung sudah mandi dan takut basah lagi, akhirnya aku mengurungkan niat mencoba sepeda air.

Mencoba Terapi Ikan

Satu hal yang tidak boleh untuk di lewatkan di Wisata Air Krabyakan ini adalah terapi ikannya. Sambil menunggu yang lain selesai mandi, aku iseng mencoba wahana terapi ikannya. Untuk bisa mencoba terapi ikan, kita harus membayar Rp 3000 untuk batas waktu yang tidak terbatas. Tempat terapi ikan ini hampir seperti kolam ikan, yaitu cerukan - cerukan kecil yang berisi ikan, mulai dari yang kecil hingga yang besarnya sekepalan tangan orang dewasa.

Oh iya, bagi yang gak mau renang atau ceman pengen nganter aja, bisa menempati gubung-gubug banmu yang telah di sediakan. Ukurannya cukup luas bisa di pakai untuk beberapa orang. 

Makan Dulu Ya.....

Setelah semua selesai mandi, aku beranjak dari tempat terapi ikan dan mulai menuju ke sebuah tempat mirip warung yang di gunakan sebagai tempat makan siang. Tempatnya sangat enak, di sini konsep makannya secara lesehan di atas lantai yang terbuat dari anyaman bambu. Karena perut sudah pada memberontak, kami langsung memesan makanan yang di tawarkan. Ada beberapa menu yang kami pesan, yaitu 2 Penyetan Lele, 2 Penyetan Mujaer, Nasi Jagung Iwak kali dan 4 gelas es jeruk serta esteh.

Di Olah Langsung Di tempat

Soal harga, jangan di tanya,  asli sangat mujrah meriah. Dari semua menu yang kami pesan, saya cuma habis tidak lebih dari Rp 70.000. Padahal semua ikan yang di sajikan ukurannya sangat jumbo. bahkan untuk ikan lelenya ukurannya sampai melebihi piring nasi panjangnya. Untuk rasa masakannya lumayan enak, saya bisa beri nilai 7.5. Khususnya untuk sajian ikan..rasanya sangat fresh. Dan memang ikan-ikan ini memang di suplai dari kampung sekitas Wisata Air Krabyakan ini. Di olah langsung di belakang warung sehingga terasa kesegarannya. 

Wisata Air Krabyakan ini buka mulai pukul 08.00pagi hingga 16.00wib. Jadi kalau kesini jangan malam-malam ya.. Alamat lengkap dari Wisata Air Krabyakan ini adalah Desa Sumber Ngepoh, Krajan, SumbernNgepoh, Lawang, Malang, Jawa Timur.

Berikut peta Gogle Map yang saya share sebagai petunjuk jalan

Kalau hari sudah larut malam dan males makan, paling enak ya nyamil. Apalagi kalau waktu malam hawanya dingin banget, enaknya ya cari makan yang hangat-hangat. Nyamil yang hangat dan tidak terlalu mengenyangkan..paling enak ya nge-bakso..hehe.

Weekend ini kami sengaja berkunjung ke rumah adikku satu-satunya yang baru saja melahirkan. Istilah Jawanya "Thilik Bayi". Rumah adekku ini berada di kawasan Ketindan Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Dari rumah adikku ini, jika kami ingin berwisata ke kebun teh Wonosari sudah dekat sekali. Tinggal naik lagi selama 5 menit sudah nyampai. Karena deket dengan kebun teh, otomatis kalau malam, suhu udara bisa mendadak dingin dan anginnya kenceng banget.

Dan penyakitku kalau sudah berada di daerah yang dingin-dingin seperti ini bawaannya laper terus. Padahal sebelumnya sudah makan sore, lha kok jam 6 malam sudah keroncongan lagi.

"Dek... ayo cari Bakso.."

"Hah...sudah lapar lagi..?" tanya adekku heran.

Aku cuman menjawabnya dengan mengangguk pelan.

" Oh iya, kemaren aku nemu warung bakso yang unik..namanya Bakso Pocong, berani nyoba ta..?

" Ya berani lah, ngapain enggak berani"

Ngapain takut sama kata "Pocong"...?. Terus terang aku sudah familiar dengan kata-kata serem pada aneka kuliner saat ini. Di Surabaya aja ada Mie Setan, Mie Akherat, Pentol Butho dan aneka kuliner serem lainnya. Biasanya sih kuliner seperti itu bermain-nya di level tingkat kepedasan saja. Bagi aku sendiri, asalkan pedasnya masih dalam taraf wajar, perutku masih bisa menerima.

Pukul 7 malam kami sudah mulai turun ke Jalan Raya Lawang, terus putar balik sebentar akhirnya mobil berhenti. Kami berhenti tepat di pinggir jalan, di depan toko bahan bangunan yang telah tutup.

" Kita parkir di sini mbak, soalnya gangnya ga bisa di lewati mobil " kata suami adekku.

" Yakin gapapa parkir di sini..? " tanyaku

" Gapapa mbak, aman kok, kami juga sering parkir di sini "

Asli aku agak khawatir juga, karena kita benar-benar parkir di pinggir jalan dan tidak ada mobil lain selain mobil kami. Namun karena perut semakin lapar, akhirnya aku setuju saja. Setelah mengunci mobil, kami mulai berjalan. Namun aku terkejut, kami ternyata malah masuk ke area makam.

" Eh, beneran kita lewat sini..? tanyaku dengan sedikit ngeri

" Iya Mbak " jawab adekku sambil tersenyum.

Ini beneran lho...kita benar-benar masuk dan berjalan di jalan setapak yang kanan-kirinya adalah makam. Komplek pemakaman ini bernama komplek makam Desa bedali. Rasanya, jadi nyesel juga aku mau di ajak makan di Bakso Pocong. Makam yang kami lewat ini benar-benar gelap gulita dan di tumbuhi oleh pohon kamboja yang cukup besar. Sehingga menambah kesan kengkeran dari makam ini. Saking takutnya, selama perjalanan, tanganku tetap memegang erat lengan dari suamiku.

Setelah berjalan kurang lebih 50-meter, saya melihat seperti rumah yang cukup terang. Rumah tersebut ternyata adalah warung bakso yang di sebut Bakso Pocong itu. Dan ternyata di sekitar Bakso Pocong tersebut ada banyak rumah. Ternyata jalan makam tadi adalah jalan ke sebuah perkampungan di mana Bakso Pocong ini berada. Lokasi ini berada di kawasan Bedali - Lawang.

Dari luar, warung Bakso Pocong terlihat cukup ramai loh, meskipun berada di area pemakaman. Di samping kanan warung ini terdapat pohon besar dan rindang yang cantik sekali bunganya. Yang bikin ngeri adalah poster yang ada di pojok warung ini. Poster tersebut bertuliskan Bakso Pocong lengkap dengan foto pocong yang lagi makan.

Ketika masuk ke dalam warung bakso ini, ternyata kesan seramnya bisa ilang juga. Asalkan tidak sering-sering melihat ke arah jendela. karena pemandangan luarnya berupa tatanan batu nisan..hehe. Suasananya cukup nyaman juga di dalam, Hawanya sejuk dan tempatnya cukup bersih, Di beberapa tempat terdapat poster yang siap untuk menantangmu makan Bakso Pocong ini.."Seberapa Besar Nyalimu".

Meskipun berada di sebuah desa, namun sistim pembayaran warung Bakso Pocong ini cukup modern juga. Ada kasir tersendiri untuk menerima pembayaran anda. Jadi dari penjual baksonya anda akan mendapatkan nota kertas. Dan nota ini harus di bawa ke kasir untuk melakukan pembayaran secara tunai. Bakso Pocong ini buka setiap hari sam[pai pukul 8-malam dan tutup pada setiap hari Rabu.

Untuk harga, Bakso Pocong campur yang saya pesan ini , ternyata cukup murah meriah. Harga pentol besar yang diameternya kira-kira 5cm hanya Rp 6000. Pentol besar ini rasanya cukup enak dan full daging sapi. Meskipun ukurannya cukup besar, namun cukup empuk untuk di belah menggunakan sendok. Untuk yang pentol kecil ini harganya murah meriah. 3biji pentol kecil harganya hanya Rp 1000 saja. Rasa dari pentol ini hampir mirip dengan cilok namun masih ada campuran dagingnya. Rasa kuahnya sendiri cukup enak dan terasa banget kaldunya.

Bagi saya, kombinasi dari rasa bakso di tambah harga yang murah meriah, suasana warung yang nyaman serta kondisinya yang bersih membuat saya memberikan nilai 7.5. Bagi anda yang ingin menguji nyali anda, silahkan datang ke Bakso Pocong ini. Lokasinya berada di Jl. DR. Cipto No.30, Sengkkrajan, Bedali, Lawang.