­
­

Ngeri - Ngeri Sedap di Bakso Pocong Lawang

By Ita Pebri - Friday, November 02, 2018

Ngeri - Ngeri Sedap di Bakso Pocong Lawang

Kalau hari sudah larut malam dan males makan, paling enak ya nyamil. Apalagi kalau waktu malam hawanya dingin banget, enaknya ya cari makan yang hangat-hangat. Nyamil yang hangat dan tidak terlalu mengenyangkan..paling enak ya nge-bakso..hehe.

Weekend ini kami sengaja berkunjung ke rumah adikku satu-satunya yang baru saja melahirkan. Istilah Jawanya "Thilik Bayi". Rumah adekku ini berada di kawasan Ketindan Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Dari rumah adikku ini, jika kami ingin berwisata ke kebun teh Wonosari sudah dekat sekali. Tinggal naik lagi selama 5 menit sudah nyampai. Karena deket dengan kebun teh, otomatis kalau malam, suhu udara bisa mendadak dingin dan anginnya kenceng banget.

Dan penyakitku kalau sudah berada di daerah yang dingin-dingin seperti ini bawaannya laper terus. Padahal sebelumnya sudah makan sore, lha kok jam 6 malam sudah keroncongan lagi.

"Dek... ayo cari Bakso.."
"Hah...sudah lapar lagi..?" tanya adekku heran.

Aku cuman menjawabnya dengan mengangguk pelan.

" Oh iya, kemaren aku nemu warung bakso yang unik..namanya Bakso Pocong, berani nyoba ta..?
" Ya berani lah, ngapain enggak berani"

Ngapain takut sama kata "Pocong"...?. Terus terang aku sudah familiar dengan kata-kata serem pada aneka kuliner saat ini. Di Surabaya aja ada Mie Setan, Mie Akherat, Pentol Butho dan aneka kuliner serem lainnya. Biasanya sih kuliner seperti itu bermain-nya di level tingkat kepedasan saja. Bagi aku sendiri, asalkan pedasnya masih dalam taraf wajar, perutku masih bisa menerima.

Pukul 7 malam kami sudah mulai turun ke Jalan Raya Lawang, terus putar balik sebentar akhirnya mobil berhenti. Kami berhenti tepat di pinggir jalan, di depan toko bahan bangunan yang telah tutup.

" Kita parkir di sini mbak, soalnya gangnya ga bisa di lewati mobil " kata suami adekku.
" Yakin gapapa parkir di sini..? " tanyaku
" Gapapa mbak, aman kok, kami juga sering parkir di sini "


Asli aku agak khawatir juga, karena kita benar-benar parkir di pinggir jalan dan tidak ada mobil lain selain mobil kami. Namun karena perut semakin lapar, akhirnya aku setuju saja. Setelah mengunci mobil, kami mulai berjalan. Namun aku terkejut, kami ternyata malah masuk ke area makam.

" Eh, beneran kita lewat sini..? tanyaku dengan sedikit ngeri
" Iya Mbak " jawab adekku sambil tersenyum.

Ini beneran lho...kita benar-benar masuk dan berjalan di jalan setapak yang kanan-kirinya adalah makam. Komplek pemakaman ini bernama komplek makam Desa bedali. Rasanya, jadi nyesel juga aku mau di ajak makan di Bakso Pocong. Makam yang kami lewat ini benar-benar gelap gulita dan di tumbuhi oleh pohon kamboja yang cukup besar. Sehingga menambah kesan kengkeran dari makam ini. Saking takutnya, selama perjalanan, tanganku tetap memegang erat lengan dari suamiku.

Setelah berjalan kurang lebih 50-meter, saya melihat seperti rumah yang cukup terang. Rumah tersebut ternyata adalah warung bakso yang di sebut Bakso Pocong itu. Dan ternyata di sekitar Bakso Pocong tersebut ada banyak rumah. Ternyata jalan makam tadi adalah jalan ke sebuah perkampungan di mana Bakso Pocong ini berada. Lokasi ini berada di kawasan Bedali - Lawang.


Dari luar, warung Bakso Pocong terlihat cukup ramai loh, meskipun berada di area pemakaman. Di samping kanan warung ini terdapat pohon besar dan rindang yang cantik sekali bunganya. Yang bikin ngeri adalah poster yang ada di pojok warung ini. Poster tersebut bertuliskan Bakso Pocong lengkap dengan foto pocong yang lagi makan.


Ketika masuk ke dalam warung bakso ini, ternyata kesan seramnya bisa ilang juga. Asalkan tidak sering-sering melihat ke arah jendela. karena pemandangan luarnya berupa tatanan batu nisan..hehe. Suasananya cukup nyaman juga di dalam, Hawanya sejuk dan tempatnya cukup bersih, Di beberapa tempat terdapat poster yang siap untuk menantangmu makan Bakso Pocong ini.."Seberapa Besar Nyalimu".

Meskipun berada di sebuah desa, namun sistim pembayaran warung Bakso Pocong ini cukup modern juga. Ada kasir tersendiri untuk menerima pembayaran anda. Jadi dari penjual baksonya anda akan mendapatkan nota kertas. Dan nota ini harus di bawa ke kasir untuk melakukan pembayaran secara tunai. Bakso Pocong ini buka setiap hari sam[pai pukul 8-malam dan tutup pada setiap hari Rabu.


Untuk harga, Bakso Pocong campur yang saya pesan ini , ternyata cukup murah meriah. Harga pentol besar yang diameternya kira-kira 5cm hanya Rp 6000. Pentol besar ini rasanya cukup enak dan full daging sapi. Meskipun ukurannya cukup besar, namun cukup empuk untuk di belah menggunakan sendok. Untuk yang pentol kecil ini harganya murah meriah. 3biji pentol kecil harganya hanya Rp 1000 saja. Rasa dari pentol ini hampir mirip dengan cilok namun masih ada campuran dagingnya. Rasa kuahnya sendiri cukup enak dan terasa banget kaldunya.

Bagi saya, kombinasi dari rasa bakso di tambah harga yang murah meriah, suasana warung yang nyaman serta kondisinya yang bersih membuat saya memberikan nilai 7.5. Bagi anda yang ingin menguji nyali anda, silahkan datang ke Bakso Pocong ini. Lokasinya berada di Jl. DR. Cipto No.30, Sengkkrajan, Bedali, Lawang.


  • Share:

You Might Also Like

0 Comments