­
­

Menangkis Jurus Pedasnya Bakso Cak Pitung Sidoarjo

By Ita Pebri - Friday, October 12, 2018

Menangkis Jurus Pedasnya Bakso Cak Pitung Sidoarjo

Apakah ada yang tahu hubungan antara bakso dan wanita...?. Ternyata hubunganyya sangat erat sekali. Terutama bagi aku..hehe. Bakso telah menjadi bagian hidupku ketika masih pada masa-masa kuliah. Biasalah, anak kost, kalau lagi suntuk dengan tugas..larinya ke bakso. Kepala lagi pusing, pengennya bakso yang pedes, kalau kiriman uang menipis..larinya juga bakso. Dan ternyata hampir semua temanku yang cewek, juga punya hobby yang sama, yaitu ngemil bakso.

" Yah, Sampai di mana..?"

" OTW ma..tunggu bentar ya..agak macet nih di depan Giant Pondok Chandra " jawab suamiku.

Sabtu siang ini kami memang berencana untuk menjenguk salah satu rekan kerjaku yang sedang terbaring sakit di RSUD Kota Sidoarjo. Kebetulan kalau hari Sabtu, waktu kerjaku hanya sampai jam 12 siang saja. Selain aku dan suami, ada 3 orang temenku yang ikut serta dalam perjalanan kali ini.

"Ita..nanti sebelum ke Rumah Sakit, cari makan yang pedes-pedes dulu yuk., Kepalaku Migran nih..biasanya kalau sudah makan pedes, bisa sembuh" pinta Yuni, sahabatku yang badannya cukup subur ini.

" Gimana kalau kita maksi di Bakso Cak Pitung.." ide Yuyun.

Mendengar ide yang di lontarkan oleh Yuyun, kami berempat langsung sepakat. Tidak berselang lama, mobil suami sudah terlihat di depan pabrik. Dari pabrikku yang berada di kawasan Tambak Sawah, kami langsung menuju ke Kota Sidoarjo via tol. 

Sekitar pukul satu siang kami sudah masuk ke Kota Sidoarjo lewat pintu tol Lippo Plaza. Dari pintu tol kami langsung menuju ke arah alun-alun Sidoarjo. Karena menurut petunjuk Yuyun, lokasi dari Bakso Cak Pitung tidak jauh dari alun-alun Sidoarjo. 

Karena takut nyasar, tangan Yuni sudah ready dengan aplikasi Gogle Map-nya. Ternyata memang lokasi Bakso Cak Pitung ini memang agak sedikit tersembunyi. Rutenya dari alun-alun cari masjid besar, lalu jalan terus. Kemudian di pertigaan belok kanan dan belok kanan lagi untuk masuk ke gerbang Jalan Teuku Umar 2. Dari Jalan Teuku Umar langsung lurus aja ke jalan Magersari.      

Jalan Teuku Umar ini cenderung sempit sehingga untuk mobil kelihatannya hanya di buat 1 arah saja. Satu kilometer dari gerbang jalan Teuku Umar ini Bakso Cak Pitung sudah mulai terlihat keberadaannya. Kedai Bakso Cak Pitung ini berada di sebelah kiri jalan. Dan suasananya sangat ramai banget. 

Bagi anda yang bawa mobil, anda harus pintar-pintar parkir secara pararel. Namun jangan kuatir karena akan ada petugas parkir yang siap mengarahkan mobil anda hingga mepet ke tepi jalan. 

Ramai banget...
Entah karena memang Bakso Cak Pitung ini rasanya enak, atau kita datang pas jam makan siang. Jadinya suasana di kedai bakso ini terlihat ruamee banget. Kami berempat sampai harus antri untuk melakukan pemesanan. 

Ukuran Pentolnya Gede-Gede ya...
Di depan meja pemesanan ini terhampar bermacam-macam jenis pentol dengan aneka isian. Inilah yang membuat perut kami menjadi lebih keroncongan lagi. Saking banyaknya stok bakso yang di pamerkan, sang abang penjuanlnya terlihat seperti terjepit di tengah-tengahnya.

 1 Porsi bakso, Seharga Rp 15.000
Tidak sampai 5 menit berdiri akhirnya tiba giliran kami untuk di layani. Bakso Cak Pitung ini mempunyai enam varian rasa, yaitu Bakso Halus, Bakso Urat, Bakso Jamur, Bakso Keju, Bakso Telor dan Bakso Mercon. Pada kunjungan yang pertama ini saya memesan Bakso Keju, Bakso Urat, Bakso Halus dan Bakso Mercon, di tambah dengan somay dan gorengan. Satu porsi bakso tersebut di bandrol dengan harga Rp 15.000. Lumayan murah kan....

Untuk Bakso Kejunya, kedai Bakso Cak Pitung ini menggunakan jenis keju chedar. Porsi kejunya gak pelit, ketika baksonya di belah terlihat keju berwarna putih di tengahnya. Bakso uratnya, ukurannya lumayan besar dan kenyal banget. Sedangkan untuk bakso halusnya, seperti biasa meskipun sedikit kenyal, namun masih tetep empuk untuk di belah dengan sendok. 

Jangn Di Ganggu, Lagi Uji Nyali Pedas...
Yang menjadi primadona di sini adalah Bakso Mercon. Namun sekedar mengingatkan saja, kalau anda bukan peng-hoby pedas, jangan sekali-sekali mencoba bakso jenis yang ini. Nanti malah seperti saya, yang hanya mampu melahap separuh bakso mercon saja. Saking pedasnya, ketika pentol dari bakso pedas ini di belah bau cabe langsung menyeruak ke arah hidung. Dari belahan baksonya terlihat banyak potongan cabai merah yang di tanamkan di dalamnya. Sedikit saran saja, jika anda ingin menikmati bakso mercon, jangan menambahkan cabai dalam kuah bakso anda, karena rasanya akan seperti membara di dalam mulut.

Untuk kuahnya, Bakso Cak Pitung ini mempunyai cita-rasa tersendiri. Kuahnya tidak kental namun juga tidak terlalu hambar. Yang unik kuahnya tidak gampang "ngendal". Ini bisa di buktikan dengan menceburkan es batu ke sisa kuah yang ada. Tidak nampak ada gumpalan-gumpalan lemak di mangkok baksonya.

Setelah merasakan satu porsi Bakso Cak Pitung ini saya bisa memberikan nilai 6.5 - 7. Penilaian ini murni dari aku pribadi ya, tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Bila di ajak lagi makan di tempat ini, akau pasti mau. Asalkan sudah memasuki musim hujan yang hawanya dingin, jadi bisa sekalian ngangetin badan. hehe.

Lokasi Bakso Cak Pitung 

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments