­
­

Mangrove Gunung Anyar Yang Instagramable

By Ita Pebri - Tuesday, September 25, 2018

Mangrove Gunung Anyar Yang Instagramable

Pagi-pagi setelah sholat Subuh, terlihat suami sudah mulai menyiapkan sepeda angin. Seperti biasanya, kalau tidak ada jadwal pergi keluar kota, kami pasti akan melakukan "gowes" pada hari Minggu pagi. Namun karena Minggu kemarin barusan saja keluar kota, badan ini rasanya masih capek banget.

" Yah, Minggu ini "gowes"nya libur dulu aja dunk...masih capek nih "
" Aku tau, makanya hari ini kita gowes ke tempat yang enggak jauh, cukup 5 menit perjalanan kita akan sampai ke lokasi alam yang Instagramable banget "

Hah...5 menit sudah sampai..? Asli aku ga percaya banget !!!. Perasaan aku bakalan di bohongin. Tapi penasaran juga siapa tau ucapan suamiku ada bernarnya. Soalnya kalau habis sholat Subuh biasanya dia jarang bohong..hehehe.

Tepat pukul 05.30wib kami mulai start untuk mengayuh pedal. Kalau mau merasakan udara pagi di Kota Surabaya yang masih terasa sejuk, coba keluar rumah pada pukul lima pagi sampai pukul setengah enam pagi. Pada jam tersebut, hawa sejuk masih akan terasa, apalagi pada musim kemarau seperti ini. Namun kalau sudah di atas jam 6 pagi, hangatnya sinar mentari akan lebih terasa membakar kulit.

Dari rumah yang berada di kawasan Wisma Gunung Anyar (Wiguna), kami bergerak ke arah timur. Perjalanan ini, kami lakunan dengan menyusuri sungai yang baru aku tau namanya pada hari itu, yaitu sungai Kebon Agung.

"Beneran tempatnya Instagramable banget...? tanyaku penasaran
"Yup, Instagramable sekaligus romantis"

Romantis...?, ini yang mungkin agak meragukan. Asli, definisi romantis antar kami berdua ini sangat jauh sekali. Pengalaman terakhir, ketika suami ngomong romantis adalah ketika dia mengajak untuk mancing di kawasan tambak dengan cuaca yang sangat panas. 

" Welcome To The Lost Paradise " Teriak suamiku sambil tangan kanannya menunjuk ke arah papan informasi.

Papan Informasi Kawasan Mangrove
Agak terkejut juga aku ketika membaca papan informasi tersebut. papan informasi tersebut bertuliskan "Mangrove Gunung Anyar, Gunung Anyar Mangrove Ecotourism". Terus terang saja, aku sudah tinggal di kawasan Gunung Anyar Surabaya ini sejak lulus kuliah dari UPN yang lokasinya ada di kawasan yang sama. Tapi baru kali ini aku tahu kalau ada kawasan mangrove di dekat tempat tinggalku. karena setahuku, kawasan mangrove cuman ada di Wonorejo saja. Emang bener kata pepatah, kalau Semut diujung lautan tampak, namun Gajah dipelupuk mata tidak tampak...hehe

Dari papan informasi tersebut, kami terus bergerak ke arah timur menyusuri sungai yang sudah tampak rimbun oleh hijaunya pohon mangrove. Dan ternyata jalan yang kami lalui berubah menjadi jalan tanah. Kalau sudah memasuki musim hujan, sangat tidak di rekomendasikan untuk masuk ke kawasan ini, karena pasti becek. 

Ternyata jalan tanah tadi, panjangnya hanya berkisar setengah kilometer saja. Setelah sampai didepan rumah susun, kami melewati jalanan berpaving. Aku baru tau juga, kalau di kawasan pinggiran Surabaya ini terdapat rumah susun.

Kawasan Cemara Udang
Setelah melewati rumah susun, kami disambut oleh barisan bibit pohon cemara udang setinggi 2 meteran di sisi kiri dan kanan jalan. Kalau bibit cemara ini sudah besar, tentunya akan membuat jalur ke Mangrove Gunung Anyar ini akan semakin rindang dan sejuk.

Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya
Bangunan pertama yang kami jumpai dikawasan Mangrove Gunung Anyar ini adalah kantor dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya. Dinas inilah yang menjadi pengelola dari Mangrove Gunung Anyar. Bangunan kantor ini unik sekali karena hampir seluruhnya terbuat dari bambu. Pada bagian terasnya terdapat beberapa contoh jenis tanaman mangrove yang tumbuh di kawasan wisata ini. Sejenak kami berdua duduk untuk melepaskan penat diteras kantor yang pada hari Minggu ini terlihat tutup.

Gazebo Apung Mangrove
Di teras ini aku tidak bisa duduk terlalu lama, karena di mataku sudah tertuju pada bangunan yang instagramable banget. Bangunan ini di tampaknya didirikan untuk melihat tanaman mangrove yang ada di sekeliling kantor ini. Bentuknya berupa Gazebo Apung yang melingkar dan seluruhnya terbuat dari bambu. Semilir angin langsung terasa begitu aku naik dan duduk di atasnya. 

Lokasi Susur Mangrove
Setelah puas berfoto-foto, suami mengajakku untuk menyusuri kawasan spot mangrove yang di lengkapi dengan jalan setapak dari susunan bambu. Setelah memarkir sepeda angin, kami langsung masuk melalui gerbang bambu dan berjalan di atas susunan bambu. Jalanan bambu ini mirip dengan apa yang ada di kawasan mangrove Wonorejo. Disepanjang jalan bambu ini kami melintasi area mulai dari bibit mangrove hingga ke kawasan pohon mangrove yang sudah besar-besar. Namun sayangnya kegiatan susur mangrove kami harus terhenti karena proses pembangunan jembatannya masih separuh jalan.

Musholla Mangrove
Dilokasi ini juga dilengkapi dengan Musholla yang Instagramable banget. Bangunannya terbuat dari bambu dan terlihat cantik dengan jendela yang terdiri dari potongan bambu yang di susun secara melintang.

Yang cantik, Orangnya Apa Dermaganya ya..?
Setelah puas meniti jembatan mangrove, kami melanjutkan perjalanan ke arah dermaga. Dari kejauhan dermaga ini tampak cantik sekali dengan tiang-tiang yang menjulang tinggi. Dermaga mangrove ini terlihat asri sekali dengan pohon-pohon mangrove besar di sekelilingnya. Terdapat dua gazebo bambu yang mengapit pada sisi kiri dan kanan dari dermaga ini. 

Lokasi Sandar Perahu Wisata
Dermaga mangrove ini berukuran cukup lebar dan keseluruhan terbangun dari bambu. Dari keterangan suami, bila ingin naik perahu untuk menyusuri hutan mangrove, kita bisa menghubungi Bapak Gramang di nomor telephon : 085655620777 . Perahu ini tidak selalu standby di sini, karena kawasan ini memang belum dibuka secara resmi. Untuk satu perahu mbah Gramang mematok tarif Rp 100.000, yang bisa di naikin 7-8orang.

Mengingat lokasi Mangrove Gunung Anyar ini belum banyak diketahui orang. Jadi selama Minggu pagi ini, praktis hanya kami berdua yang ada di kawasan ini. Pemandangan pohon mangrove yang hijau di tambah suara burung yang bersahutan, kami seakan di bawa kembali ke alam pedesaan yang asri dan tenang. 

Pada beberapa area dari Mangrove Gunung Anyar ini masih terdapat beberapa spot-spot yang masih dalam tahap pembangunan. Semoga pembangunannya cepat selesai dan lokasi bisa menjadi alternatif wisata mangrove selain dikawasan Wonorejo.

Lokasi ini sangat cocok menjadi lokasi pre-wedding bagi anda yang mau menikah. karena lokasinya yang masih sepi dan tidak banyak orang berlalu-lalang. Namun yang perlu di ingat adalah untuk selalu menjaga kebersihan dari tempat ini ya, agar lokasinya tetap cantik terus. 

Bagi kamu yang ingin berwisata diMangrove Gunung Anyar ini bisa datang setiap saat. Namun yang perlu di waspadai adalah adanya banjir Rob yang biasanya menggenangi jalur tanah di kawan ini. Kalu sudah ada genangan air lebih baik di urungkan saja, karena akan membuat ban motor/mobil kamu terkena lumpur.

Rute menuju Mangrove Gunung Anyar ini adalah dari kawasan Merr, kamu bisa menuju ke arah UPN. Terus jalan ke arah timur sampai menemukan rumah pompa. Dari sini lurus terus ke arah timur sampai mentok dan menemukan lokasi latihan perang TNI. Lalu belok kanan melintasi sungai dan langsung belok kiri untuk menyusuri pinggiran sungai hingga sampai di kawasan Mangrove-nya.


  • Share:

You Might Also Like

0 Comments